Perawatan dan Pantangan Setelah Pemasangan Behel

Memiliki gigi yang rapi dan senyum indah sering kali menjadi alasan utama seseorang memasang behel. Namun, manfaatnya tidak berhenti di situ. Behel juga berperan penting dalam memperbaiki fungsi gigi dan rahang, sehingga Anda dapat mengunyah, berbicara, dan membersihkan gigi dengan lebih optimal.
Behel gigi bekerja dengan memberi tekanan lembut dan bertahap untuk menggeser posisi gigi ke arah yang diinginkan.
Proses ini tidak terjadi dalam semalam. Rata-rata dibutuhkan waktu 1 hingga 3 tahun, tergantung pada kondisi masing-masing individu.
Jenis behel yang umum digunakan

Ada berbagai jenis behel (kawat gigi) yang umum dipilih, di antaranya:
- Behel metal: Jenis paling klasik dan kuat; cocok untuk hampir semua kasus ortodonti.
- Behel keramik: Memiliki warna menyerupai gigi sehingga tampak lebih estetik.
- Behel sapphire: Terbuat dari safir kristal bening (transparan).
- Behel self-ligating: Menggunakan klip khusus sehingga lebih nyaman dan mudah dibersihkan.
- Behel lingual: Dipasang di bagian dalam gigi sehingga tidak terliihat dari luar.
- Behel transparan (clear aligner): dapat dilepas pasang dan nyaris tak terlihat.
Setiap jenis behel memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihannya sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, gaya hidup, serta saran dari dokter gigi ortodontis.
Adaptasi setelah pemasangan behel

Minggu pertama setelah pemasangan behel bisa menjadi masa penyesuaian. Beberapa keluhan yang umum dirasakan antara lain:
- Tekanan dan nyeri pada gigi atau gusi, terutama saat mengunyah.
- Luka atau sariawan di bagian dalam pipi akibat gesekan kawat.
- Lidah terasa tidak nyaman karena sering menyentuh behel baru.
Rasa sakit ringan ini biasanya akan berkurang dalam beberapa hari. Anda dapat meredakannya dengan obat pereda nyeri atau berkumur menggunakan air garam hangat.
Cara merawat gigi setelah pemasangan behel

Perawatan gigi dengan behel membutuhkan ketelatenan ekstra. Kebersihan mulut adalah kunci utama untuk mencegah masalah, seperti gigi berlubang, radang gusi, dan penumpukan plak di sekitar braket.
Berikut langkah perawatan behel yang benar:
1. Sikat gigi dengan teknik yang tepat
Sikat gigi minimal dua kali sehari selama dua menit menggunakan sikat berbulu lembut dan sikat interdental khusus untuk membersihkan sekitar kawat dan braket yang sulit dijangkau.
Pilih pasta gigi berfluoride untuk membantu memperkuat enamel dan mencegah gigi berlubang. Teratur menyikat gigi dapat membantu mengurangi penumpukan plak yang dapat memicu radang gusi dan komplikasi lainnya.
2. Gunakan floss atau water flosser untuk membersihkan sela-sela gigi
Gunakan benang gigi atau water floss untuk membersihkan sela-sela gigi. Di tempat ini biasanya sisa-sisa makanan terperangkap.
Sementara, super floss atau water flosser efektif untuk menjangkau area yang sulit, menjaga kebersihan sela-sela gigi, dan membantu mencegah pembentukan plak dan gigi berlubang.
3. Berkumur dengan obat kumur antiseptik
Gunakan obat kumur antibakteri bebas alkohol dua kali sehari untuk membantu mengurangi kuman penyebab plak.
Obat kumur mengandung fluoride yang membantu mencegah gigi berlubang dan membunuh bakteri yang dapat menyebabkan infeksi atau radang gusi.
4. Hindari makanan tertentu
Setelah pemasangan behel, hindari makanan yang keras, lengket, atau renyah, seperti permen, es batu, kacang, popcorn, dan sayuran mentah yang sulit digigit. Makanan ini bisa membuat kawat patah atau braket lepas.
Untuk makanan dengan ukuran besar, sebaiknya potong kecil-kecil supaya mudah dikunyah.
Beberapa hari setelah pemasangan, dokter akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi makanan lunak dan halus, seperti bubur, mashed potato, puding, es krim atau jus buah.
5. Batasi minuman manis
Minuman manis, seperti soda, teh atau kopi manis dapat menyebabkan penumpukan asam dan karies gigi.
6. Kontrol rutin
Kunjungi dokter gigi ortodontis secara teratur untuk kontrol dan pengencangan behel. Biasanya setiap 4–6 minggu sekali.
Lakukan pembersihan gigi rutin di dokter gigi umum setiap 6 bulan untuk memastikan tidak ada plak atau karang yang menumpuk.
Kapan harus ke dokter gigi?

Setelah pemasangan behel, dokter akan menjadwalkan kontrol rutin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau perkembangan gigi.
Namun, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami berbagai hal berikut:
- Jika kawat atau braket terasa longgar, bengkok, atau menusuk bagian dalam pipi.
- Jika rasa nyeri sangat parah dan tidak membaik setelah beberapa hari. Dokter mungkin perlu menyesuaikan tekanan behel atau memeriksa adanya masalah lain pada gigi.
- Jika Anda merasakan pembengkakan, keluar cairan, atau perdarahan di sekitar gusi atau pipi bagian dalam.
- Jika behel atau aligner rusak, jangan mencoba memperbaikinya sendiri. Segera hubungi ortodontis untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan yang aman.
- Bila terjadi perubahan tidak normal pada posisi gigi, bentuk rahang, atau gigitan, segera lakukan evaluasi ke dokter.
Pantangan setelah pemasangan behel
Selain menjaga kebersihan, ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari agar behel tetap awet dan tidak menimbulkan masalah:
- Jangan menggigit kuku, ujung pensil, atau benda keras lainnya.
- Hindari membuka kemasan dengan gigi.
- Jangan sering memutar kawat atau menekan braket dengan lidah.
- Hindari kebiasaan menggigit makanan besar secara langsung. Potong kecil-kecil terlebih dahulu.
***
Memasang behel memang membutuhkan komitmen, kesabaran, dan disiplin dalam perawatan. Namun, hasil akhirnya sepadan: gigi yang rapi, senyum percaya diri, serta kesehatan rongga mulut yang lebih baik.
Pastikan untuk selalu mengikuti anjuran dokter dan rutin melakukan kontrol. Dengan perawatan behel yang tepat, senyum impian Anda hanya tinggal menunggu waktu!
Jika Anda baru akan memasang behel atau sedang mencari tempat perawatan ortodonti terpercaya, konsultasikan dengan dokter gigi di klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.