Ketiak Bau? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya Secara Efektif

Ketiak bau bisa bikin siapa pun kehilangan rasa percaya diri. Sudah pakai deodoran, semprot pewangi, tapi tetap saja aroma tak sedap muncul. Sebenarnya, kenapa sih ketiak bisa bau?
Berkeringat dan bau badan sebenarnya adalah hal yang normal, terutama setelah berolahraga, kepanasan, atau saat stres. Keduanya merupakan respons alami tubuh terhadap suhu dan emosi.
Menariknya, tidak semua keringat menyebabkan bau. Cairan keringat sebenarnya tidak berbau. Bau muncul ketika keringat bercampur dengan bakteri alami di kulit.
Kelenjar apokrin, “biang” di balik bau ketiak
Tubuh memiliki dua jenis kelenjar keringat: ekrin (yang membantu mendinginkan tubuh) dan apokrin.
Nah, kelenjar apokrin inilah yang banyak terdapat di area ketiak dan selangkangan. Kelenjar ini mengeluarkan cairan kental yang kaya protein.
Saat cairan ini diurai oleh bakteri kulit, muncullah bau khas ketiak: tajam, asam, atau bahkan mirip bawang.
Ketika bau jadi pertanda masalah kulit
Jika bau badan berubah drastis atau semakin menyengat meski sudah menjaga kebersihan, bisa jadi ada masalah medis di baliknya. Misalnya:
- Infeksi bakteri (termasuk MRSA - Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) yang menyerang folikel rambut di ketiak.
- Hiperhidrosis, yaitu kondisi ketika tubuh berkeringat berlebihan, bahkan tanpa aktivitas berat.
- Perubahan hormon (misalnya saat pubertas atau menopause) yang memicu peningkatan aktivitas kelenjar apokrin.
Mengapa bau badan tak mau pergi walau sudah mandi?

Sudah mandi dua kali sehari, ganti baju bersih, bahkan semprot parfum, tapi bau badan tetap muncul? Anda tidak sendirian.
Ada beberapa alasan bau badan bertahan meski sudah menjaga kebersihan dengan baik.
1. Kesalahan menggunakan deodoran
Banyak orang mengira bahwa memakai deodoran setelah mandi pagi adalah cara paling efektif untuk mencegah bau badan. Padahal, waktu terbaik justru sebelum tidur malam.
Menurut International Hyperhidrosis Society, antiperspiran bekerja dengan menyumbat sementara kelenjar keringat. Ini paling efektif dilakukan saat kelenjar keringat sedang tidak aktif, yaitu pada malam hari.
Menggunakan deodoran pada malam hari memberi waktu bagi bahan aktifnya untuk benar-benar terserap ke kulit, sehingga efeknya bisa bertahan hingga keesokan pagi.
Jadi, jika bau badan masih muncul meski sudah mandi dan pakai deodoran, coba ubah rutinitas Anda menjadi “deodoran malam hari”.
2. Bulu ketiak yang menjebak bakteri
Bulu ketiak memang alami, tapi bisa menjadi tempat ideal bagi keringat dan bakteri.
Saat keringat terperangkap di bulu, bakteri punya lebih banyak waktu untuk memecah protein dan menghasilkan bau tak sedap.
Selain itu, area berbulu lebih sulit dibersihkan secara menyeluruh.
Penelitian di Skin Research & Technology menunjukkan bahwa mencukur atau waxing ketiak dapat membantu mengurangi bau badan karena menurunkan jumlah bakteri yang menempel di kulit.
3. Penumpukan bakteri di kulit
Jika mandi tak cukup menghilangkan bau, bisa jadi ada koloni bakteri membandel di kulit.
Kulit kita memang memiliki campuran bakteri baik dan jahat, tetapi ketika keseimbangan ini terganggu, bakteri “jahat” bisa berkembang berlebihan, terutama di area lembap seperti ketiak.
Pastikan Anda mengeringkan ketiak setelah mandi. Kenakan pakaian yang menyerap keringat. Lingkungan yang lembap adalah tempat favorit bakteri berkembang biak.
4. Mengonsumsi jenis makanan tertentu
Beberapa jenis makanan dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan aroma kuat melalui keringat, di antaranya:
- Brokoli, kubis, dan kembang kol
- Bawang putih dan bawang bombai
- Daging merah
- Rempah-rempah kuat, seperti kari atau jintan
- Makanan pedas
- Alkohol dan kafein
Cobalah mengurangi konsumsi bahan makanan tersebut untuk melihat apakah bau badan berkurang.
5. Infeksi kulit
Jika bau badan hanya muncul di satu sisi ketiak atau disertai benjolan seperti jerawat dan nanah, bisa jadi Anda mengalami infeksi kulit, misalnya folikulitis atau infeksi bakteri Staphylococcus aureus.
Kondisi ini membuat kulit meradang dan mengeluarkan bau tidak sedap. Hindari mencukur ketiak hingga bintik sembuh dan jaga area tersebut agar tetap kering.
Praktik kebersihan untuk kurangi bau ketiak

Ketiak yang berbau tak sedap bisa mengganggu kepercayaan diri, apalagi kalau sudah mandi tapi baunya tetap muncul.
Sebenarnya, kuncinya bukan hanya mandi, tapi juga menjaga kebersihan kulit ketiak dengan benar.
Berikut beberapa cara efektif untuk mengurangi bau ketiak secara alami dan aman:
1. Gunakan sabun antibakteri
Mencuci ketiak dengan sabun antibakteri membantu menghilangkan keringat, bakteri, dan sel kulit mati penyebab bau.
Pilih sabun dengan bahan alami, seperti tea tree oil, neem (mimba), atau benzoil peroksida yang dikenal punya efek antibakteri alami.
2. Lakukan metode pembersihan ganda
Kalau bau ketiak masih muncul walau sudah mandi, coba dua tahap pembersihan. Pertama, gunakan sabun antibakteri untuk membasmi bakteri. Lalu, lanjutkan dengan pembersih lembut ber-pH seimbang agar kulit tetap sehat dan tidak kering.
3. Keringkan tubuh setelah mandi
Bakteri tumbuh subur di area lembap. Jadi, pastikan ketiak benar-benar kering sebelum berpakaian. Gunakan handuk bersih atau hair dryer mode dingin untuk membantu mengeringkannya.
4. Eksfoliasi mingguan
Kulit ketiak juga perlu dieksfoliasi untuk mengangkat sel kulit mati dan mencegah penumpukan bakteri. Gunakan scrub lembut atau eksfoliator kimia ringan (seperti asam glikolat atau asam salisilat) 1–2 kali seminggu agar kulit tetap halus dan segar.
5. Gunakan deodoran dengan benar
Deodoran bukan hanya soal aroma wangi. Pilih produk yang mengandung antibakteri dan antiperspiran.
Lalu, aplikasikan di kulit yang bersih dan kering sebelum tidur. Waktu malam hari lebih ideal karena aktivitas kelenjar keringat sedang menurun sehingga bahan aktifnya lebih mudah terserap.
6. Cukur bulu ketiak secara teratur
Bulu ketiak bisa memerangkap keringat dan bakteri. Mencukurnya membantu menjaga area ini tetap bersih dan membuat deodoran bekerja lebih efektif.
Pastikan menggunakan alat cukur bersih dan oleskan pelembap lembut setelahnya untuk mencegah iritasi.
7. Pilih pakaian yang menyerap keringat
Bahan pakaian sintetis bisa memerangkap panas dan kelembapan. Sebaiknya pilih bahan katun, linen, atau bambu yang bisa menyerap keringat dengan baik dan menjaga kulit tetap sejuk.
**
Jika kulit ketiak terasa gatal, perih, atau muncul bekas gelap akibat iritasi deodoran, rawat kulit dengan krim regenerasi seperti wund+™ Regeneration Cream atau wund+™ Scar Gel.
Produk ini dapat membantu menenangkan kulit, memperbaiki lapisan pelindung alami, dan mencegah bekas luka atau hiperpigmentasi akibat gesekan atau iritasi.



